RSS

HARY TANOESOEDIBJO

ini lagi sii kaya Hary Tanoe dari bandelnya sampe suksesnya ,,,
disuruh punya jiwa-jiwa seperti beliau :)



Hary Tanoesoedibjo adalah seorang pengusaha media terbesar di Asia Tenggara. Lahir di Surabaya, Jawa Timur, tanggal 26 September 1965. Ayahnya bernama Ahmad Tanoesoedibjo. Beliau memiliki dua saudara yaitu Hartono Tanoesoedibjo dan Bambang Radianto Tanoesoedibjo.
Masa kecil beliau dihabiskan di rumah keluarga di jalan Welirang dan beliau tumbuh di jalan Kartini hingga saat ini beliau menetap di jalan Untung Soeropati bersama ibunya.
Waktu kecil Hary Tanoesoedibjo sangat dekat dengan ibunya nasehat-nasehat dari ibunyalah yang membuat beliau merasa bahwa beliau sangat membutuhkan ibunya dan belaiau merasa bahwa ibunya merupakan mentor hidupnya. Sejak duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Hary Tanoesoedibjo sangat bandel beliau juga menjadi siswa sangat malas. Beliau pernah dihukum guru karena berkelahi dengan mantan pacar, terlibat dalam tawuran yang mengakibatkan beliau diskors oleh pihak sekolah selama enam bulan. Sehingga beliau di drop out dari sekolah dan tidak lulus ujian nasional. Dan pada tahun 1984 beliau menghentikan kenakalannya kemudian mengikuti ujian persamaan yang digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Setelah SMA beliau memilih masuk ke Carleton University, Ottawa, Kanada. Disanalah beliau baru mulai rajin, disiplin dan sampai akhirnya lulus dengan gelar Bachelor of Commerce pada 1987.
Pada masa kuliah di Kanada beliau memulai bisnis dengan menjual berlian dan melakukan sertifikasi batu berharga tersebut. Saat menjadu mahasiswa belaiu juga bermain saham di bursa Toronto. Sejak awal inilah beliau mengenal investor-investor besar. Kemudian beliau pulang ke Indonesia dengan membawa bekal ilmu serta pengalam bisnis. Hal inilah yang membuat beliau memiliki jiwa yang kuat.
Sepak terjang beliau tidak diragukan lagi khususnya di bidang bisnnis sejak muda beliau rajin mengubah haluan bisnisnya mulai dari perusahaan sekuritas, investment company hingga membentuk induk perusahaan dan merambah ke bisnis media. Sejak kuliah beliau sudah memikirkan cara untuk mandiri. Pada tahun 1990, Hary pulang ke Indonesia di usia yang ke 25 tahun beliau membangun bisnisnya sendiri. Dengan modal Rp 200 juta yang sebagian besar beliau pinjam dari sang ayah, beliau mendirikan perusahaan sekuritas, PT Bhakti Investama di Surabaya. Kemudian pada tahun 2007 beliau hijrah ke Jakarta dan disinilah beliau go public.  Dan pada tahun 2008 terjadi krisis, saat itu kawasan Asia termasuk Indonesia diterpa krisis ekonomi. Tetapi beliau memiliki jiwa enterpreneuship.  Perkiraan beliau ternyata benar pasar Indonesia kolaps dan nilai tukar rupiah tergerus oleh dollar Amerika.
Kegigihan Hary Tanoesoedibjo dalam berbisnis tak henti pada satu titik. Di Jakarta merupakan suatu kesuksesan bagi perusahaan  beliau yaitu PT Bhakti Investama yang pindah dari Surabaya. Perusahaan ini melebarkan sayap bisnisnya ke ranah media dengan mendirikan PT Media Nusantara Citra (MNC) Tbk pada tahun 1997. Pencatatan saham beliau di Bursa Efek Indonesia dimulai pada 2002. Selain Bhakti Investama semakin aktif dalam kegiatan invertment banking, merger dan akuisi. Ada beberapa perusahaan beliau yang bermasalah diakuisisi lalu diperbiaki dan dijual kembali oleh Hary. Dalam hal seperti ini beliau jarang menggunakan dana sendiri beliau justru mencari dana dari publik dengan menawarkan saham atau melalui konsorsium. Hal ini pula yang beliau lakukan saat masuk ke PT Bimantara Citra Tbk. Bimantara adalah perusahaan yang didirikan oleh Bambang Trihatmodjo bersama tiga temannya. Masuknya para investor besar dalam perusahaan beliau m embuat beliau sangat percaya diri membeli saham-saham berpengaruh selain Bimantara. Mulai dari Bentoel Prima, SCTV, Astra Internasional dan 7,30 persen saham PT Artha Graha Investama Sentral (AGIS). Dalam usaha menguasai perusahaan-perusahaan ternama beliau juga memanfaatkan kedekatannya dengan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Gus Dur merupakan salah satu rekan bisni ayah beliau yang sangat dekat dengan keluarganya. Dan masih banyak lagi perusahaan yang beliau kelola seperti MNC yang terus menancap kukunya di Industri, PT global Mediacom, dalam bisnis televisi beliau menguasai pasar 38 persen. Global Mediacom memang menjadi holding company yang sukses dari usaha multimedia dan telekomunikasi saat ini Global Mediacom lewat MNC menaungi sejumlah media cetak maupun elektronik di antaranya RCTI, MNCTV, Global TV, harian Seputar Indonesia, tabloid Genie, Okezone.com dan Radio Trijaya Network yang membawahkan sejumlah radio lainnya, seperti Radio Dangdut 97,1 FM, Women Radio 94,3, dan Radio ARH 88,4 FM.

Dalam pencapaiannya sampai saat ini  beliau mengakui bahwa tidak mudah membangun bisnisnya. Harus ada jalan yang harus konsisten untuk ditempuh. Dan untuk meraih kesuksesan tersebut harus memiliki minat dan gairah (passion). Beliau selalu berfikiran positif mengenai bisnisnya ke depan, sikap berani beliau dalam menjalankan bisnisnya, optimis, fokus pada pekerjaan, bersikap gigih dan pantang menyerah menghadapi dunia bisnis. Hal inilah yang menjadikan beliau sukses seperti ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

BOENJAMIN SETIAWAN

Boenjamin Setiawan adalah orang yang mendedikasikan kemajuan industri farmasi di Indonesia. Beliau merupakan pendiri dan komisaris utama dari PT Kalbe Farma Tbk. Boenjamin Setiawan yang akrab dipanggil  Dr. Boen mengubah perusahaan sekelas garasi menjadi grup farmasi terbesar di tanah air yaitu PT Kalbe Farma Tbk.
            Dalam merintis usaha PT Kalbe Farma Tbk, tidaklah berjalan dan mengalir begitu saja  Dr. Boen banyak mengalami trial and error mulai pada saat  beliau pulang dari kuliah di AS dengan beasiswa. Menirukan produk-produk seperti produk Cap Elang menjadi Cap Beo, obat Kina dan lain-lain sebagainya gagal.  Menurut beliau bisnis pertamanya diawali dengan membuat produk obat cacing. Keuntungan dari penjualan obat cacing diputar lagi menjadi investasi dan seterusnya sampai sebesar saat ini.  Sejak dua tahun berdirinya perusahaan Kalbe Farm beliau sudah menyusun falsafah bisnis perusahaan yang kini menjadi dasar bisnis kalbe farma.  Karena perusahaan ini dikatakan sebagai perusahaan keluarga maka menurutnya hal yang paling penting agar perusahaan ini tetap berjalan adalah profesionalisme.
            Di tengah rentetannya kegagalannya, beliau berencana untuk bekerja ke  Belanda, namun urung beliau lakukan karena dihadang oleh kakaknya yang seorang dokter. Dari sinilah awal nasib beliau berubah. Setelah melalui kenalan kakak beliau yang memiliki bengkel di tanjung Priok beliau mendapatkan lokasi calon pabrik yang merupakan garasi mobil.
            Dr. Boen yang memiliki latar belakang akademik di bidang  farmakologi dan farmakinetik inilah yang membuat keluarga beliau sangat mendukung beliau dalam usaha bidang farmasi PT Kalbe Farma.
Dr. Boen yang memiliki latar belakang akadenis, khususnya dibidang farmakologi dan farmakinetik. Sebelum sepenuhnya memasuki dunia bisnis beliau sempat beberapa tahun menjadi dosen. Sepulang dari sekolah di AS, beliau membanting setir mencoba peruntungan dengan menggeluti bisnis farmasi.  Tepat pada tanggal 10 September  1966 Boenjamin Setiawan resmi mendirikan Grup Kalbe. Sebenarnya beliau tidak sendiri dalam mendirikan perusahaan yang saat ini menjadi perusahaan farmasi terbesar di Indonesia.  Beliau dibantu oleh lima saudaraya dalam membangun usaha ini, yaitu Khouw Lip Hiang, Khouw Lip Swan, Maria Karmila, dan F. Bing Aryanto.
            Dr. Boen sangat paham cara untuk membuat obat dengan dosis yang pas namun dengan harga yang terjangkau. Selain itu beliau juga mengerti dengan perkembangan di dunia farmasi global. Hal ini membuat beliau menjadi seorang pria yang matang dalam urusan farmasi dan yang paling penting adalah beliau langsung terjun di dalam mengembangkan jenis obat-obatan dan makanan kesehatan di perusahaan beliau yaitu PT Kalbe Farma Tbk.
            Beliau berani mengambil langkah besar dalam membangun bisnis di dunia farmasi Indonesia. Beliau membangun tiga perusahaan untuk memperkuat posisinya dan memperbesar pasar  di dunia farmasi Indonesia, ketiga perusahaan tersebut adalah Kalbe Farma, Dankos Laboratories dan PT Enseval Putra Megatranding.  Dr. Boen juga membangun perusahaan baru yang bergerak di bidang riset dan pengembangan yaitu PT Innogene Kabiotect Pte. Ltd dan juga bekerja sama dengan Morinaga dalam mendirikan perusahaan susu dengan investasi mencapai 500 miliar rupiah.
Di bawah bayang-bayang beliau Kalbe terus bertransisi dengan gesit dari produsen farmasi, makanan, kesehatan, serta produk kemasan untuk pasar Indonesia. Pasar farmasi di Indonesia secara normal tumbuh 2-3 kali lebih cepat dari pada pertumbuhan GDP. Pada tahun 2005 dikarenakan berbagai faktor seperti berkurangnya daya beli masyarakat, tingginya inflasi, serta depresiasi nilai rupiah yang menyebabkan industri farmasi dalam negeri berkembang sedikit lebih lambat dari tahun sebelumnya, yaitu meningkat sebanyak 13,2 persen atau mencapai total nilai penjualan sebesar 23,608 triliun rupiah.
            Dr. Boem cukup cerdik meneropong perkembangan pasaar, yang memperkokoh posisi Kalbe secara keseluruhan di industri farmasi nasional. Ini juga akan memberitkan sinergi yang kokoh antar unut usahauntuk memperlebar pasar juga untuk mengasah efisiensi dalam proses kegiatan usaha. Beliau melanjutkan dengan pembentukan aliansi strategis dengan mitra-mitra internasional guna mempermudah pengembangan obat-obatan yang makin kompleks. Selin itu beliau juga mengayunkan sederet langkah strategis demi menjadi inovator, dimana produk-produk baru dapat diproduksi sendiri atau di bawah lisensi pihak ketiga, baik melalui program penelitian bersama ataupun dengan upaya sendiri. Kalbe memiliki fokus bisnis 4 divisi :
Pertama, SBU Phamaceutical (divisi obat resep, konstribusi 25 %) meliputi PT Kalbe Farma Tbk, PT Dankos Farma, PT Hexpharm Jaya, PT Finusolprima, Kalbe Vision Pte.Ltd dan Innoge Kalbiotech Pte.Ltd.
Kedua, SBU Consumer Health (divisi produk kesehatan, konstribusi 17 %) meliputi Kalbe OTC, PT Bintang Toedjoe, PT Saka Farma Laboratorium, PT Hale Internal dan Kalbe International Pte.Ltd
Ketiga SBU Nutritionals (divisi nutrisi, konstribusi 22 %) meliputi PT Sanghiang Perkasa (Kalbe Nutritionals) dan PT Kalbe Morinaga Indonesia.
Keempat, SBU Distribution dan Logistik (divisi distribusi dan kemasan, konstribusi 36 %) meliputi PT Enseval Putra Megatranding, Tbk, PT Enseval Medika Prima dan PT Milenia Dharma Insani.
            Adapun jurus ampuh yang digunakan dalam mengembangkan bisnis tidak lain dengan menanamkan nilai-nilai dasar bagi para karyawannya yang disebut Panca Sradha Kalbe, ada lima nilai perseroan dalam Panca Sradha Kalbe, yaitu:
1.      Saling percaya adalah perekat diantara orang-orang dalam Kalbe
2.      Kesabaran penuh adalah dasar setiap tindakan
3.      Inovasi adalah kunci keberhasilan Kalbe
4.     Bertekad untuk menjadi yang terbaik
5.      Saling berkaitan adalah panduan hidup Kalbe

Dr. Boen juga sangat peduli terhadap sosial dan pendidikan, ini dibuktikan dengan kepedulian beliau lewat bantuan untuk korban banjir di Demak, Jawa Tengah pada pertengahan bulan April tahun 2013. Ada juga bantuan beruap obat-obatan langsung diberikan kepada kepala desa setempat. Di bidang pendidikan PT Kalbe ikut serta lewat program Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) yang merupakan ajang lomba karya sains untuk siswa tingkat sekolah dasar. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS